"Mothers hold their children's hands for a short while, but their hearts forever. - Ibu memang memeluk anak-anak mereka hanya sebentar, tetapi hati mereka (ibu) memeluk anak-anak mereka selamanya."
Ibu…
Kaulah Pelitaku…
Kaulah Semangatku…
Kau Segalanya Bagiku…
Kaulah Pelitaku…
Kaulah Semangatku…
Kau Segalanya Bagiku…
Ibu, sebuah kata yang begitu familiar di mata kita. Semua orang di dunia ini mempunyai ibu, walaupun ada sebagian yang mungkin tidak sempat untuk bertemu langsung dengan sang ibu, akan tetapi semua orang pastilah mempunyai ibu di dalam hidupnya.
Cinta ibu begitu besar untuk anak-anaknya. Kapanpun, di manapun, dan di dalam kondisi apapun ibu selalu hadir untuk anaknya. Bermula dari masa mengandung yang amat sangat berat, dengan ikhlas ibu menanggung itu semua.
Acap kali ibu terjaga di malam hari hanya karena kenakalan kita yang bergerak-gerak di dalam kandungan, dan kejadian itu tidak hanya sekali, akan tetapi berkali-kali hingga sembilan bulan.
Setelah sembilan bulan ibu bersabar dengan kehadiran kita di dalam rahimnya, akhirnya kita terlahir ke dunia ini. Lantas apakah jasa ibu telah berakhir di situ? sungguh tidak saudaraku, karena sebenarnya ini adalah titik terbesar jasa seorang ibu terhadap anaknya.
Dimulai dari masa melahirkan yang begitu sangat menyiksa, hingga sang ibu seakan-akan berjuang melawan maut ketika menghadapi masa melahirkan tersebut. Setelah masa melahirkan, kini bermulalah masa-masa berat bagi ibu yaitu masa merawat dan mendidik. Bertahun-tahun ibu merawat dan menjaga serta mendidik anak-anaknya.
Begitu banyak peran yang dimainkan oleh ibu untuk anaknya, baik sebagai guru, teman bermain, pelindung, bahkan menjadi seorang dokter pun dijalani oleh seorang ibu. Begitu besar jasa seorang ibu untuk anak-anaknya, sehingga apapun yang kita berikan untuknya takkan mampu membayar seluruh jasa-jasanya untuk kita.
Bahkan ada suatu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menyebutkan bahwa ketika sahabat Abdullah bin Umar ra melihat seseorang menggendong ibunya untuk thawaf di Ka’bah dan ke mana saja ‘Si Ibu’ menginginkan, orang tersebut bertanya kepadanya: “Wahai Abdullah bin Umar, dgn peruntukanku ini apakah aku sudah membalas jasa ibuku.?” Abdullah bin Umar ra menjawab: “Belum, setetespun engkau belum dpt membalas kebaikan kedua orang tuamu”.
Akan tetapi yang sangat disayangkan kehadiran ibu di dalam hati orang-orang sudah mulai menghilang. Kehadiran ibu kini hanyalah suatu simbolik belaka, banyak kaum ibu yang kini “terbuang” di panti jompo, toh kalaupun tidak “terbuang” di panti jompo sang ibu itu mungkin terbuang dari hati anaknya. Peranan ibu kini dengan mudahnya terbuang, terganti oleh kesibukan mencari uang ataupun kesibukan duniawi lainnya.
Padahal telah diterangkan di dalam Al Qur’an tentang perintah untuk berbuat baik terhadap ibu,
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada duai ibu bapakmu; hanya kepada-Ku engkau akan kembali (Q.S. Luqman:14-15)
Bahkan dengan ibu yang sudah berusia lanjut pun kita diminta untuk berbuat baik terhadapnya, bukannya malah “dibuang” ke panti jompo hanya karena usianya yang sudah renta,
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia . (Al Israa’: 23)
Sungguh besar jasa orang tua terhadap kita, terutama jasa seorang ibu. Maka sungguh amat sangat tak pantas kita untuk melupakan jasa-jasanya. Marilah sejenak kita luangkan waktu untuk ibu kita, bahagiakanlah ia di masa tuanya, jangan sakiti hatinya dengan sikap tak acuh kita akan kehadirannya.
Ibu, sungguh kau segalanya bagiku…
Kaulah cinta dan kasihku..
Sungguh takkan ada yang mampu menggantikan arti hadirmu di hatiku…
Kau adalah cahaya hatiku…
Kau lah penyemangat hidupku…
Dan hadirmu akan selalu ku rindu…
Kaulah cinta dan kasihku..
Sungguh takkan ada yang mampu menggantikan arti hadirmu di hatiku…
Kau adalah cahaya hatiku…
Kau lah penyemangat hidupku…
Dan hadirmu akan selalu ku rindu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thanks for comment ..